UA-83233104-1

Thursday, 5 October 2017

Waspada Kosmetik Terkenal Ada yang Ilegal


Assalamualaikum ... kali ini saya akan sharing tentang kosmetik Ilegal. Awal ceritanya begini: Kemarin setelah mengikuti acara seminar parenting di Fairfield Hotel, yang membahas tentang "Stimulasi Anak Menjadi Cerdas dan Maju, Bersama SGM Eksplor", saya sempatkan mampir melihat  pameran "PPUD Expo Jatim" di Grand City.

Tujuannya ke Grandcity sebetulnya adalah untuk ketemu sama temen-temen UKM yang kebetulan ngisi pameran di sana. Selain itu juga pingin melihat-lihat produk apa aja yang dipamerkan di sana. Dan, kebetulan kok ada workshop juga, yaitu tentang Pemasaran Produk Melalui Facebook.

Awalnya agak ogah-ogahan ikut workshopnya karena merasa sudah lama pake facebook, dan sering juga menggunakannya buat memesarkan produk. Hhaha ... sok pinter ya! Padahal ... banyak ternyata yang nggak saya tahu tentang facebook berkaitan dengan strategi pemasaran, hehe .... Jadi nggak cuma posting dagangan melalui timeline kita, tapi ada cara lain yang belum terpikitkan ke sana. Dan ternyata cara itu ada yang free dan ada pula yang berbayar lho ..... haha ... penasaran khan! OK, lain kali aja ya saya bahas soal ini ...!

Sekarang kita kembali tentang kosmetik.
Ya, produk kosmetik memang harus super hati-hati sebelum kita membeli dan menggunakannya. Sama kayak produk obat dan jamu. Keduanya sama-sama memiliki resiko yanag mencakup kesehatan.

Karena kalau kita salah pilih, maka resikonya sangat besar. Kosmetik yang tadinya dimaksudkan membuat kita tampil lebih cantik bisa-bisa terjadi sebaliknya, justru akan merusak kulit atau membahayakan kesehatan.

Banyak sekali kandungan kosmetik yang harus kita waspadai. Karena ada beberapa bahan kimia yang memang dilarang digunakan dalam kosmetik, namun tetap ada dalam komposisi suatukosmetik. Nah, bahaya khan. Biasanya bahan kimia yang dilarang karena memang berisiko tinggi atau memang bahan tersebut membehayakan kesehatan.

Di pamaran ini saya menyempatkan datang ke stand milik BPOM. Yaitu Badan Pengawas Obat dan Makanan. Badan ini sifatnya melindungi konsumen dari adanya makanan maupun obat-obatan yang mengandung bahan-bahan yang dilarang atau berbahaya. Intinya jika obat-obatan atau makanan, termasuk kosmetik sudah mendapat ijin BPOM berarti produk tersebut sudah memiliki sertifikasi layak edar.  artinya aman untuk dikonsumsi.

Betapa kaget saya saat melihat bebrapa obat-obatan, jamu dan juga kosmetik yang disiplay ada beberapa yang tidak mengantongi ijin edar alias "Ilegal" terpampang di sana. Lebih kaget lagi, ada beberapa produk kosmetik terkenalpun juga ada yang ilegal/ belum punya ijin BPOM.

Oleh karenanya harus berhati-hati saat akan menggunakan kosmetik, apalagi yang belum memiliki sertifikat dari BPOM. Teliti terlebih dahulu sebelum membeli, belilah kosmetik yang sudah ada ijin BPOMnya.

Beberapa alasan mengapa harus ada ijin BPOM?

  1. Kalau belum ada ijin dari BPOM bisa jadi kosmetik tersebut adalah palsu. Karena belum ada jaminan apa benar perusahaan kosmetik tersebut mengeluarkan produk tersebut apa tidak. Misalnya bedak padan ponds. Produk ini belum ada ijin BPOMnya. Bisa jadi produknya bukan buatan ponds, tapi perusahaan palsu yang menggunakan merek ponds. Nah, ini konsumen nggak dapat jaminan apakah produk ini layak edar atau tidak? Aman digunakan apa tidak? mengandung bahan-bahan berbahaya apa tidak? 
  2. BPOM menandakan suatu produk layak edar apa tidak. Karena sertifikasi dari BPOM sendiri dibutuhkan analisa dan test/ uji coba produk untuk memastikan produk ini aman. Sebagai konsumen harus hati-hati, jangan-jangan kosmetik yang dipakai mengandung merkury jika belum ada ijin BPOMnya?
  3. BPOM juga menandakan adanya jaminan klualitas. Misalnya produk obat, apakah benar komposisi obat tersebut tidak ada kandungan bahan berbahaya?

Inilah produk-produk kosmetik yang tidak memiliki ijin BPOM:

Eye shadow

Pensil alis
 
Bedak padat

Aneka pemutih wajah


Saran! Teliti dulu sebelum membeli! Bisa juga melihat daftar produk sudah memiliki ijin apa belum melalui web: www.pom.go.id atau menghubungi unit Layanan Pengaduan Konsumen.



Semoga bermanfaat!

Artikel Menarik Lainnya:

12 comments:

  1. Wah ngeri juga ya kalau produk terkenal tapi ilegal gitu. Dan saya termasuk yang asal beli ga pernah cek ada ijin BPOM nya atau tidak.

    Harus lebih hati2 berati ya. Terima kasih sharingnya Bun

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak ... mulai sekarang sebaiknya cek dulu dech mbak.
      Sama2. semoga bermanfaat

      Delete
  2. saya kalau beli produk bermerk juga di tempat yg meyakinkan mbak,
    ngeri jg kalau beli di pasar-pasar gitu
    takutnya bahan daur ulang
    kan banyak bgt tuh cerita yg di gerebek krn kemasan bermerk di isi bahan yg ngawur

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener mbak Avy, kosmetik tuh harus benar-benar aman ya .... Pinginnya cantik takutnya malah sebaliknya, hehe ...

      Delete
  3. Dan aku msh srg heran ama orang yg pake kosmetik gini. Brani pula beli nya di tempat2 Ga jelas.. Kok ga sayang ya ama kulit sendiri.. Cuma krn hrg murah... Efeknya padahal sereem..

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah itulah mbak .... sebagai konsumen kita mesti kristis pada soal yang beginian. Nomor satu harus aman ya ...

      Delete
  4. Bedak Ponds itu udah lama banget dijual, semenjak saya masih kuliah sekitar 15 tahun yang lalu. Sejak awal dijual, saya aja udah curiga, kenapa Ponds jualan bedak tapi bedaknya nggak diiklanin di tivi, padahal iklan tivinya paling gencar sampai berseri-seri. Ternyata nggak ada nomor BPOM-nya.

    Makanya kalau ada pameran kosmetik di mal, saya cuman ngecek 1-2 sampel aja. Kalau ada 1 produk aja kedapatan nggak punya nomor BPOM, saya tinggalkan stand pedagangnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siip .. iya mbak sebagai pembeli kita memang harus cermat

      Delete
  5. harus kasih tau istri nih, biar cek ricek kosmetik yang dipakainya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul pak. Bagusnya kalo membeli kosmetik memang harus teliti, demi keamanan ..

      Salam buat istrinya ya

      Delete

Terimakasih sudah menggunakan blog ini sebagai referensi.