Indahnya Berwisata Ke Trenggalek
Pantai Prigi dan Guo Lowo
Saya mengawali perjalanan dari kota Tulungagung, menuju selatan melewati desa Campurdarat ke arah Barat. Pantai Prigi Trenggalek terletak di Jawa Timur, tepatnya di desa Tasikmadu, kecamatan Watulimo, kabupaten Trenggalek. Yaitu sekitar 48 Km ke arah Selatan kota Trenggalek. Pantai ini selain sebagai objek wisata, juga sebagai pelabuhan nasional tempat penangkapan ikan terbesar di pantai selatan pulau Jawa.
Selama perjalanan tak henti-hentinya saya berdecak kagum. Pemandangan alam dengan gunung menjulang dihadapan tampak begitu indah. Suatu pemandangan yang tidak akan saya jumpai di kota Surabaya, tempat kelahiran saya. Sungguh, di sini saya merasakan ketenangan dan kesejukan.
Suasana pedesaan terasa sangat kentara, karena jalanan tidak begitu ramai, dan tumbuhnya tanaman kepala yang sering kita jumpai disepanjang jalan. Juga bagunan rumah-rumah penduduk yang khas suasana desa.
Menariknya lagi di pinggir jalan yang kita lalui, kita akan menyaksikan air terjun yang serasa mengguyur jalan saat kita melintas. Meski air terjun yang ada tidak terlalu besar, namun lokasinya yang berada dipinggir jalan memberikan sensasi tersendiri saat kita melintasinya.
Mendekati lokasi, anda perlu hati-hati karena jalanan mulai naik turun, dan banyak tikungan. Beberapa terdapat sumber air yang terdapat dipinggir jalan melalui tebing-tebing, dan aliran airnya banyak yang membasahi jalan. Ini memungkinkan jalanan akan terasa licin. Sekitar 500 M dari lokasi kita sudah dapat mendengar deburan ombak dan semilir hawa pantai sudah mulai terasa.
Pantai ini banyak dikunjungi wisatawan lokal yang ingin menikmati pemandangan pantai yang asri, terutama pada akhir pekan atau hari libur nasional. Tidak hanya dari dalam kota, dari luar kotapun juga sering memadati objek wisatan ini, apalagi disaat acara Suroan. Yaitu suatu acara ritual melarungkan tumpeng atau sesaji ke laut.
Fasilitas objek wisata Pantai Prigi terbilang cukup lengkap. Selain warung-warung kecil yang berada di sekitar lokasi, ada pula kuliner yang khas masakan Jawa yang sudah pasti memiliki cita rasa lezat. Sebagai oleh-oleh di sana ada pula toko-toko yanag menyediakan cindera mata yang berbahan kerang, batuan marmer, serta bentuk kerajinan lainnya. Ada pula persewaan perahu yang bisa menghantarkan anda keliling menyusuri pantai. Mereka biasanya mematok tarif Rp 10.000 per kepala atau Rp 100.000 per perahu.
Menariknya lagi di sana juga terdapat pasar ikan yang menyuguhkan aneka ikan bakar dengan berbagai jenis dan ukuran. Sudah tentu ikan yang dibakar adalah ikan segar yang langsung dibakar setelah ditangkap. Soal rasa akan jelas lebih lezat dibandingkan dengan ikan yang sering kita jumpai dipasarn yang telah dilakukan proses pendinginan.
Sensasi menarik, jika anda berkunjung tepat dimusim panen durian. Di sepanjang perjalanan menuju lokasi anda akan disuguhi warung-warung tenda yang menawarkan durian, lengkap dengan ketan putihnya. Paduan manis, legitnya durian yang terasa lembut saat dikulum yang dipadu dengan punelnya ketan sangat cocok dinikmati dalam suasana asri yang dikelilingi pohon-pohon. Hawa sejuk yang menjadi khas daerah lereng gunung mampu menggugah selera untuk tidak ingin melewatkan mencicipi menu ketan durian yang dapat dimakan di tempat. Soal harga, anda tidak akan kecewa. Karena dibandingkan di Surabaya, durian di sana harganya relatif lebih murah.
Seperti pantai pasir putih lainnya, pantai Prigi juga memiliki pasir yang berwarna putih dan pemandangan laut yang indah mempesona. Sangat cocok untuk wisata keluarga, yang memungkinkan anak-anak untuk bermain pasir dan mandi di laut.
Guo Lowo
Patung Ratu Kelelawar (Guo Lowo) |
Setelah puas bermain-main di pantai, selanjutnya saya melanjutkan perjalanan menuju tempat wisata ke dua, yaitu guo Lowo. Sejarahnya goa ini diketemukan berkaitan dengan masa pemerintahan kerajaan Mataram. Prajurit Mataramlah yang berhasil membuka wilayah Prigi yang dulunya berupa hutan belantara. Dengan berbagai upaya dan menghadapi berbagai rintangan akhirnya diketemukanlah sebuah lubang di lereng gunung yang ternyata memiliki kedalamam hingga mencapai 800 M, yang menurut legendanya dihuni oleh kura-kura raksasa dan ribuan kelelawar. Menurut ceritanya kura-kura tersebut berhasil ditahklukkan oleh Raden Tumenggung Yudho Negoro menjadi batu yang memiliki diameter 9 M dengan lebar 4,5 m. Hingga sekarang batu tersebut ada di dekat pintu masuk goa.
Pintu Masuk Goa |
Berdasarkan survey ahli goa, bernama Gilbert Manthovani dan Dr. Robert K Kho pada tahun 1984 guo Lowo dinyatakan sebagai goa terbesar se Asia Tenggara.
Begitu memasuki objek wisata ini, pengunjung akan merasakan suasana udara pegunungan yang memiliki aroma khas tanaman jati. Banyaknya pohon jati yang tumbuh menjulang, mengelilingi area ini. Tidak jauh dari tempat parkir, terdapat loket sebagai syarat masuk lokasi. Dan sebuah jembatan dengan papan kayu yang panjangnya sekitar 20 M menyambut kita menuju lokasi Goa. Dari atas jembatan ini kita bisa melihat pemandangan lereng gunung dengan aliran sungai yang dangkal. Terdapat batu-batuan besar yang dapat kita jadikan pijakan untuk sekedar bermain-main air atau mengabadikan gambar.
Menuju goa kita harus berjalan sekitar 1,5 Km melalui jalan paving. Sepi. Itulah kesan pertama yang tertanam dalam benak saya saat melintasinya. Hanya ada tanaman pohon jati aneka ukuran, batu-batuan, serta tanaman semak lainnya.
Sebenarnya guo Lowo ini sangat bagus, sarana dan prasarana cukup lengkap. Mulai fasilitas umum, area bermain anak-anak, serta jalan menuju goapun sudah mulus dan rapi. Sayangnya kebersihan dan perawatan di lokasi kurang, sehingga masih memberikan kesan sepi, dan hutan yang kurang terawat membuat suasana wisata keluarga menjadi kurang nyaman, terutama untuk anak-anak. Meski demikian, anda tidak perlu khawatir jika harus membawa serta anak-anak karena banyak ilmu pengetahuan alam yang bisa kita perkenalkan padanya.
Ada sebuah terowongan yang cukup panjang harus kita lewati. Meski terkesan lengang dan mencekam, tapi tenang saja di sepanjang terowongan kita akan mendengar alunan musik riang masa kini yang mampu menghibur kita hingga terowongan berakhir.
Sampai di pintu masuk goa kita akan berdecak kagum. Jika sebelumnya kita merasakan sepinya lokasi, tapi ternyata di dalam goa banyak pengujung. Sepertinya pengunjung banyak menghabiskan waktunya di dalam goa, ketimbang menikmati pemandangan di sekitarnya. Di depan pintu masuk goa juga ada penjaga yang selalu siaga jika kita sewaktu-waktu memerlukan bantuannya.
Di dalam goa kekaguman kita seakan tiada habisnya akan kebesaran Tuhan. Goa yang memiliki panjang hingga 800 M ini, memiliki 9 ruangan yang cukup luas, serta beberapa ruang sempit. Keindahan akan tampak pada dinding serta langit-langit goa. Kurang lebih setinggi antara 20 hingga 50 meter, langit-langit goa memiliki aneka bentuk yang unik.
Stalaktit, stalakmit yang menakjubkan |
Semakin ke dalam kita akan menyaksikan indahnya bentukan tetesan air yang mengandung garam ini menjadi stalaktit dan setakmit. Tetesan air yang menimpa berbagai macam benda di sini menghasilkan suara yang menyerupai tangga lagu dalam berbagai not. Hening, tapi menentramkan.
Langit-langit goa yang beraneka tekstur |
Lampu penerangan yang dibuat warna-warni yang menerangi setiap ruangan lebih memberikan kesan eksotis, yang menakjubkan.
Ada baiknya pengunjung mengenakan sepatu boat, karena lantai selalu basah, dan juga agar tidak licin. Dan juga panjang goa yang lumayan membuat kaki terasa pegal akan lebih nyaman dengan sepatu tertutup, agar kaki tidak kotor dan lebih praktis.
Jika anda merasa lelah, anda juga bisa duduk-duduk beristirahat pada meja kursi yang terbuat daru batu di dalamnnya. Ruangan ini cocok buat tempat peristirahatan, melepas capek.
Ruangan goa yang luas. |
Capek? Iya. Karena jalannya yang cukup panjang, tapi anda tidak akan merasa puas jika tidak sampai akhirnya. Semua itu akan terbayar dengan kekaguman akan keindahan yang anda saksikan, hingga pada suatu tempat dimana anda berada dalam cahaya yang sangat terang meski tidak berasal dari lampu yang dipasang, yaitu anda bisa melihat langit. Itu adalah lubang yang besar yang menghubungkan goa dengan dunia luar. Apakah jalan goa terputus sampai di situ? Tidak. Konon ceritanya goa tersebut tidak memiliki akhir, entah sampai tembus dimana, belum ada yang menjelajahinya. Ini sudah berada diluar area goa Lowo yang dijadikan objek wisata. Mungkin juga anda akan menemukan lanjutan perjalanan menuju guo Lowo ke dua.
Aku ke Goa Lowo tu jaman SD bun hehehe.. Kuno bgt yah, jd pgn ksna lg, blm nyampe Trenggalek nehh... Btw Nice post :)
ReplyDeleteIya saya dulu juga pernah waktu SD. Wktu itu kalo nggak salah ke dalemnya mesti pake lampu petromak yang ditengteng2 gitu. Sekarang beda. Jauh lebih bagus, udah pake lampu listrik warna warni gitu. Tengkiu bund atas kunjungannya!
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
Delete