UA-83233104-1

Friday, 13 May 2016

Kebaikan Dibalas Dengan Kebaikan

MENANAM KEBAIKAN

Pagi ini, seperti biasanya aku menjemput putriku ke sekolah. Kukenakan helm dan tak lupa membawa SIM serta STNK. Tidak ketinggalan 2 handphone, serta dompet berisi dengan sejumlah uang yang aku simpan dalam tas tangan kecil. Selama perjalanan semua berjalan baik. Demikian pula dengan putriku, kendatipun ia baru masuk TK, namun sudah mandiri.

Namun ada yang aneh setelah aku sampai di pintu gerbang perumahan tempat tinggalku. Tiba-tiba dari kaca spion aku melihat seorang ibu dengan sepeda motornya tampak mengejarku. Lambaian tangannya memberi isyarat menyuruhku untuk berhenti. Aku memperlambat laju sepeda motor, sebelum akhirnya berhenti. Dan yang lebih aneh lagi setelah berhadapan, ternyata aku tidak mengenalnya. Ibu tersebut menyodorkan sesuatu ke padaku.

“Bu ini milik Ibu ya?” Tanyanya.
Aku mengiyakan setelah kulihat tas tanganku yang tadinya tergantung di bagian depan sepeda motor ternyata
tidak ada lagi.

Aku mengucapkan rasa syukur. Karena jika tidak ditemukan ibu tersebut berarti aku  kehilangan tas tangan beserta isinya. Dan sudah pasti akan sulit aku temukan, mengingat terjatuhnya dimana aku tidak tahu.
Peristiwa itu mengingatkankku pada kejadian 20 tahun yang lalu. Yaitu ketika aku masih sekolah di SMU.

Waktu itu aku akan mengikuti les pelajaran. Tempatnya lumayan jauh dari rumahku. Seperti biasanya jika aku datang lebih awal, aku menyempatkan mampir ke telepon umum. Tujuanku menelepon sahabatku untuk memastikan ia datang les atau tidak. Maklum waktu itu HP masih jarang digunakan. Kalaupun ada harganyaa sangatlah mahal. Nah, di telepon umum inilah aku menemukan sebuah dompet. Tanganku gemetar. Aku takut membukanya. Isinya banyak. Sehingga dompet tidak bisa tertutup rapat. Tanpa membukanya, tampak olehku beberapa lembar uang kertas, kartu ATM, dan entah apalagi.

Sungguh aku merasa takut dan bingung, harus aku apakan dompet itu, mau aku bawa takut dituduh mencuri, mau kutinggal takut ditemukan orang yang tidak baik, jangan-jangan malah hilang uangnya. Akhirnya aku ambil dan kutitipkan dompet tersebut pada petugas yang berjaga di PMI (Palang Merah Indonesia). Ya, lokasi telepon umum tersebut berada di depan gedung PMI.

Malamnya aku tidak bisa tidur memikirkan dompet tersebut. Aku menyesal mengapa aku titipkan pada orang yang belum tentu bisa dipercaya kejujurannya. Mangapa bukan aku sendiri yang memberikan pada orang tersebut. Seharusnya aku membuka dompetnya untuk menemukan identitas pemiliknya, lalu aku bisa memberikannya langsung. Dalam hati aku hanya bisa berdoa, semoga Yang Maha Kuasa menunjukkan jalan terbaik, sehingga dompet tersebut sampai lagi pada pemiliknya.

Itulah hikmah yang aku dapat. Jika kita berbuat kebaikaan, maka kita juga akan mendapat kebaikan pula suatu saat. Tas tanganku kembali, bahkan sebelum aku menyadari bahwa tasku hilang. Dimana dompet orang tersebut sampai lagi pada pemiliknya tanpa mengetahui siapa yang menemukannya.


No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah menggunakan blog ini sebagai referensi.