UA-83233104-1

Tuesday, 21 June 2016

IJINKAN AKU MENCINTAIMU

IJINKAN AKU MENCINTAIMU

Kayla menangkap sebuah asa yang terpercik dalam perhatian Allain. Asa yang melambungkannya dalam sebuah impian yang belum nyata. Begitu indah. Menuntunya dalam khayalan tanpa nama. Teduh tatapannya, bak tetesan embun yang bergulir di ujung daun ilalang. Mengalir dalam ritme singkat mengikuti setiap lekuk hijau daunnya. Dan akan menyembulkan sinar tajam saat sang mentari pagi menyapanya. Pancaran tajam yang mampu meluluhkan segala gundah. Melenyapkan segala suasana dan menggantinya dalam rasa bahagia yang beda.

Namun, mungkinkah ia akan memiliki penawar rasa dari sang pemilik selamanya? Dalam sebuah ikatan suci yang menemaninya dalam setiap langkah. Bukan hanya sebagai pengagum
atas rasa yang ditawarkannya.
Kayla hanya mampu menundukkan wajahnya, saat mata beningnya secara tidak sengaja beradu pandang dengan Allain. Cowok jangkung dengan mata teduh, yang sering menyapanya. Meski tidak sekelas, bukan sebagai alasan bagi keduanya untuk sering bertemu. Allain adalah cowok  yang mampu memikat perhatiannya sejak dirinya diterima di SMA negeri ini.

Ada desir yang mengalir ringan, yang serasa mendesak di dasar hati. Entah apa namanya. Kayla belum mampu menterjemahkan rasa ganjil yang hanya ia rasakan terhadap Allain. Cintakah? Ah, terlalu dangkal jika ia mengartikan pandangan Allain terhadapnya sebagai bentuk rasa cinta. Apalagi jika melihat banyak gadis yang berusaha menarik perhatiannya selain dirinya.

Ia tahu, butuh waktu yang tepat untuk bisa menyikap segalanya. Kadang timbul keinginan untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya pada Allain. Namun ia ragu. Apa pandangan Allain terhadapnya nanti. Sebagai seorang gadis, pantaskah ia menyatakan cinta terlebih dahulu pada pria yang dicintainya?
Keraguan itulah yang kadang membuatnya untuk menutupi perasaan. Ia tidak ingin Allain tahu bahwa ia mencintainya. Sampai ia tahu betul bahwa Allain juga memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Kayla kadang tampak acuh saat melintas di depan Allain yang sedang duduk-duduk bersama teman-temannya di kantin.

Kayla tahu, meski sikapnya pada Allain akan membuatnya semakin jauh dari Allain. Tapi setidaknya sebagai gadis ia akan lebih berharga, daripada sebagai gadis yang mengejar pria, sementara pria tersebut belum tentu menyambutnya. Sebuah prinsip membantunya bersabar menunggu. Biarlah rasa itu tetap bersembunyi di tempatnya. Tetap berkembang tersembunyi di dasar hati. Kayla hanya membiarkan dirinya menikmati setiap perhatian Allain. Dan menyimpan rasa cinta hingga sang dewi Amore menaunginya. Entah sampai kapan.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah menggunakan blog ini sebagai referensi.