Belajar Merajut Ibu-ibu di acara Sharing Ilmu

Belajar Merajut Ibu-ibu di acara Sharing Ilmu

Sebetulnya belajar merajut itu tidak terbatas usia. Siapa saja bisa memulainya. Anak-anak, remaja, tidak terkecuali ibu-ibu. Malah di negara lain merajut tidak hanya diminati kaum perempuan saja, namun laki-laki juga bisa merajut. Konon dalam sejarahnya merajut pertama kali dikerjakan oleh kaum laki-laki.

*Gamb ngambil dari google, lupa alamatnya

Namun kini dalam perkembangannya merajut justru banyak dilakukan oleh perempuan. Memang sich pekerjaan ini kayaknya lebih cocok untuk kaum hawa alias peempuan. Mengapa, karena pada kodratnya bahwa perempuan cenderung lebih telaten dibandingkan dengan kaum laki-laki.


Nah, tak mau ketinggalan termasuk ibu-ibu walmur Nurul Fikri ini. Kemarin ngadain
sharing ilmu. Tempatnya di Sun Safira Regency. Asyiknya belajarnya nggak cuma merajut tapi macrame juga.

Assalamualaiku, wr, wb, ....
Begitulah kata sambutan untuk memulai acara yang dilanjutnkan membaca tilawah. hehe ... biar enak anak. Semoga apa yang kami lakukan membawa berkah. Amin ... amin Ya Robal alamin.

Ssst ... jangan kaget ternyata ibu-ibu di sini banyak yang jago macrame lho ... contohnya bundanya mas Hafid, bundanya mas Nanda, siapa lagi ya ..... ? Jadi selain belajar merajut mereka juga sekaligus belajar macrame, termasuk saya, hehe ... Lha terus siapa sebenarnya tutornya di sini, xixixi .... Ya kita semua. Ya guru ya, murid, hehe ... seru khan? Karena kami ternyata memiliki keahlian sendiri-sendiri yang siap di tularkan. Jadi selain belajar bareng tentang keterampilan, kami juga membuat cooking class. Yaitu kelas ibu-ibu untuk belajar memasak dan membuat kue. Pokoknya asyik dech menularkan ilmu itu, he ....

Mau ngintip cooking class kita? Yang udah pernah itu adalah: membuat donat yang enak dan empuk, pokoknya mak nyuss .... Lalu membuat nuget ayam yang disukai anak-anak dan sehat, hehmmmm .... rasanya nendang banget. Lalu apa lagi ya,..... Ooo iya martabak manis, alias terangbulan, ..... uuiiisssss ..... pokoknya banyak dech!

Asyiknya kalau dengan teman sendiri, bisa nanya sesukanya. Sampai-sampai nggak sadar udah  merangkak dihadapan teman-teman, xixixi ..... untung aja nggak keliatan wajahnya. Bund ... maaf, pantatnya diturunkan sedikit nggih, mau di foto, wkwkwk ....

Wiis pokoknya seru abis ....
Saking serunya sampai lupa kalau tuan rumah udah nyiapin menu spesial, yaitu Punten Pecel. Itu lho bund, yang kayak lontong tapi rasanya gurih dan empuk. Ini saya tahunya sich makanan khas Tulungagung atau Blitar.

Ngomong-ngomong tentang Punten Pecel jadi kangen saya dengan masa kecil yang banyak di sana. Makasih ya bundanya mas Hafid! Udah ngasih pengobat rasa kangen.

Lalu ada lagi Es Cao, dan Rujak. Ini nich yang saya suka. Habis kepedasan makan pecel, reda dengan minum es cao. Ulang lagi pedasnya dengan makan rujak. Hhhmmmm .... pas banget. Sayangnya bunda-bunda di sini pada nggak mau rujak, gara-gara keasyikan merajut, xixixi ....

Ada yang penasaran dengan rasa Punten Pecel dan cara membuatnya? Insyaallah kapan-kapan dech saya posting, cara membuat Punten Pecel.

Ada yang tertarik Bund? Monggo bund, sampai ketemu di sharing ilmu berikutnya! Bye .... bye ....

Artikel lain yang mungkin anda suka:

 Panduan Merajut untuk Pemula 

Seni Ukir Sabun Teknik Dasar dan Ide 

Variasi Lauk Serba Kremes 

Tips Memasak Bandeng Agar Duri Tidak Menusuk 

Resep Soto Betawi 

Resep Ayam Kecap Oregano