Gambar: republika.co.id |
Assalamualaikum, Wr. Wb.
Pagi ini saat ng-twitt, saya menemukan sebuah berita yang
membuat saya kaget sekaligus senang. Judulnya beritanya: "Masyarakat Harus Berani Lapor
KPI". Ini adalah sebuah pernyataan yang diungkap oleh Kak Seto setelah
menghadiri salah satu acara yang diadakan oleh Polres Cirebon di Cirebon.
Bagaimana tidak, masyarakat yang selama ini terkesan hanya
sebagai penerima atas semua tanyangan TV serasa mendapat lampu hijau. Bahwa mereka
adalah bagian penting dalam sebuah tayangan. Mereka ternyata boleh bersikap proaktif. Idealnya sich memang demikian. Karena bagaimanapun
juga kesuksesan tayang sebuah tayangan khan tergantung dari pemirsanya juga? Betul nggak?
Kalau pemirsanya banyak maka rate tayangan
tersebut akan tinggi dan mampu mendongkrak popularitas TV itu sendiri, ya khan? Coba saja kalau tayangannya tidak ada yang melihat, pastinya sponsor iklan nggak ada yang maulah digandeng stasiun TV tersebut. Nah, kalau udah gitu bangkrut khan operasionalnya? Siapa coba yang akan membayar para krunya? Hehe …. Nah khan, kita itu sebenarnya berjasa banget buat mereka. Si empunya TV. Hehe …. harus bangga menjadi pemirsa yang cerdas.
tersebut akan tinggi dan mampu mendongkrak popularitas TV itu sendiri, ya khan? Coba saja kalau tayangannya tidak ada yang melihat, pastinya sponsor iklan nggak ada yang maulah digandeng stasiun TV tersebut. Nah, kalau udah gitu bangkrut khan operasionalnya? Siapa coba yang akan membayar para krunya? Hehe …. Nah khan, kita itu sebenarnya berjasa banget buat mereka. Si empunya TV. Hehe …. harus bangga menjadi pemirsa yang cerdas.
Ini kutiban pernyataan Kak Seto yang saya ambil dari republika.co.id,
“Masyarakat khususnya orang tua harus berani melaporkan tayangan yang bisa
memberikan efek negatif bagi anak. Orang tua diminta aktif melapor ke ke Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI)”.
Nah, itu artinya sebagai pemirsa harus bersikap kritis terhadap
tayangan. Terutama terhadap efek yang mungkin akan mempengaruhi mental anak
yang sifatnya negatif.
"Tayangan di televisi merupakan salah satu yang mempengaruhi perilaku anak, seperti film kartun pukul-pukulan, itu juga cukup memberikan efek bagi anak," kembali kata Seto melanjutnya pernyataannya.
"Tayangan di televisi merupakan salah satu yang mempengaruhi perilaku anak, seperti film kartun pukul-pukulan, itu juga cukup memberikan efek bagi anak," kembali kata Seto melanjutnya pernyataannya.
Pernyataan ini memang benar adanya. Kita sering melihat bukan adegan kekerasan fisik yang tayang pada berbagai film kartun? Belum lagi kalimat-kalimat yang bernada kasar, atau yang diucapkan dengan luapan emosi yang tinggi?
Dari sini diharapkan kepada semua pemirsa terutama orang tua, untuk tidak segan-segan
melaporkan tayangan yang tidak mendidik
kepada KPI. Laporan bisa dilakukan melalui surat elektronik (surel) atau telepon
ke nomor pengaduan yang telah disediakan oleh KPI. Nantinya KPI akan memberikan respon dengan cepat. Dan tindakan
KPI ini tidak main-main, Ini dibuktikan dengan adanya salah satu tayangan yang
diberhentikan, setelah ada pengaduan dari masyarakat.
"Orang tua harus bisa mengawasi anak dan juga mengerti kebutuhan anak," tambahnya.
"Orang tua harus bisa mengawasi anak dan juga mengerti kebutuhan anak," tambahnya.
Berkaitan dengan
anjuran kepada orang tua agar selektif terhadap tontonan anak, sangat penting
dilakukan Budaya Sensor Mandiri.
Melalui budayasensor mandiri, masyarakat terutama orang tua diajak untuk memahami setiap tema
dan peruntukan tayangan yang boleh ditonton anak-anak atau tidak. Biasanya pada
layar akan terdapat symbol-simbol sebagai warning bahwa tayangan tersebut
diperuntukkan usia berapa?
Bahkan pada ada pula yang menyertakan symbol tentang
tema atau adegan yang terdapat dalam tayangan tersebut, terutama film.
Misalnya: bertema tentang kekerasan simbulnya adalah tangan. Lalu tema tentang
adegan yang menakutkan yang diberi symbol seperti laba-laba, dan masih banyak
lagi.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang simbol (Piktogram Kijkwijzer)
bisa dilihat di sini: Membangun BudayaSensor Mandiri Demi Mencegah Anak Nakal di Era Digital.
Saya kira sekian dulu laporan berita dari saya, semoga bermanfaat!
Waalaikumsalam, Wr. Wb.
wah info yang bermanfaat bunda
ReplyDeletemakasih ya bunda, izin share ya bun
ReplyDeleteModif Ninja Thailook
ReplyDelete