sumber gamb. dari google |
Kita saling memotivasi yuuk!!
"Mari kita jaga Shalat kita "
Pernahkah anda merenungkan, mengapa kadang kita begitu berat untuk bisa komitmen mendahulukan shalat daripada urusan lainnya? Mengapa kadang urusan kita dengan Allah menjadi begitu mudah kita kesampingkan? Begitu ringan untuk menunda? Sementara membalas koment WA atau FB seakan hal yang harus segera dilakukan dan tak bisa ditunda?
Jawabannya adalah: Pikiran kita kadang masih begitu besar memprioritaskan urusan dunia. Ini juga
menjadi koreksi terhadap diri saya sendiri.
Kalau kita renungkan, Dalam hidup, disetiap kesempatan sebenarnya kita selalu diberi 2 kompensasi. Menyenangkan dan tidak menyenangkan (Enak dan tidak enak). Kedua kompensasi tersebut yang pasti dan akan kita terima.
Pertanyaannya, apakah bisa kita memilih salah satu saja, yang enak-enak saja misalnya?
Bisa, tapi hanya pada waktunya saja. Sementara bentuk kompensasinya, kita tak bisa meniadakan salah satunya. Karena tetap kita menerima keduanya: enak dan tidak enak.
Saat kompensasi enak kita minta/ pilih diawal atau sekarang (di dunia), maka tinggal kompensasi tidak enak yang kita simpan dan menjadi investasi di akhirat nanti. Sementara, jika kompensasi tidak enak yang kita minta sekarang, maka kompensasi enak atau meyenangkanlah yang menjadi investasi kita kelak.
Mensegerakan urusan dengan Allah itu memang terasa agak ribet. Kadang terasa berat. Kita serasa dipaksa. Dipaksa memerangi hawa nafsu. Saat sedang mengantuk, saat sedang tidak fit, kita dipaksa menghilangkan rasa malas, dan mengubahnya menjadi semangat. Agar shalat tetap tidak ditinggalkan.
Dipaksa istighomah. Saat tiba jadwal perkumpulan di majelis taklim atau pengajian menunggu, sementara jadwal jalan-jalan ke mall dengan keluarga nyaris tak bisa ditunda. Saat belajar menambah ilmu agama menjadi tak begitu menarik dibandingkan menonton sinetron atau acara menarik lainnya yang tak boleh absen, karena akan ketinggalan jalan cerita. Padahal menuntut ilmu agama sangat banyak manfaatnya.
Rasulullaah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
من غدا إلى مسجد لا يريد إلا أن يتعلم خيرا أو يعلمه ، كان له كأجر حاج ، تاما حجته
"Barangsiapa yang pergi ke masjid, tidaklah diinginkannya (untuk pergi ke masjid) kecuali untuk mempelajari kebaikan atau untuk mengajarkan kebaikan. Maka baginya pahala seperti orang yang melakukan haji dengan sempurna." (HR As-Suyuyhi disohihkan Al-Albaniy dalam at-targhiib, 86)
Dipaksa menunda. Saat negosiasi dengan klien hampir deal, dan kita akan enggan untuk meletakkan gadget. Saat kita sedang browsing/ searching, dan hati akan merasa sayang pencarian diputus. Padahal suara adzan sudah semakin lama berlalu, hingga nggak terasa waktu shalat sudah hampir habis dan nyaris terdengar lagi suara adzan untuk waktu shalat berikutnya.
Masyaallah .... Padahal shalat kita hanya butuh waktu sekitar 10 - 15 menit saja, bahkan bisa kurang.
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda : “…Seandainya orang-orang mengetahui pahala azan dan barisan (shaf) pertama, lalu mereka tidak akan memperolehnya kecuali dengan ikut undian, niscaya mereka akan berundi. Dan seandainya mereka mengetahui pahala menyegerakan shalat pada awal waktu, niscaya mereka akan berlomba-lomba melaksanakannya. Dan seandainya mereka mengetahui pahala shalat Isya dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan jalan merangkak.” (HR. Bukhari).
Hadits Buraidah, berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Perjanjian antara kami dengan mereka adalah shalat. Barangsiapa yang meninggalkannya, maka ia kafir.” (Ahmad dan Ashabussunan)
Andaikan kita mau,menjadikan urusan dengan Allah lebih utama dari yang lainnya......
Andaikan kegiatan keagamaan lebih bagus dan bermanfaat dari pada sekedar nongkrong dengan teman atau jalan-jalan ke mall......
Dan andaikan kita bisa menunda waktu sedikit saja dari urusan dunia....
Maka, segala urusan Insyaallah akan dimudahkan. Bila sakit akan diberi kesehatan. Jika malas atau lemah akan diberi kekuatan. Dan bisa jadi rejeki kita akan ditambah lagi yang lebih besar. Amiin ....
Ibadah yang dijadikan Allah sebagai barometer hisab amal hamba-hamba-Nya di akhirat, adalah SHALAT “Awal hisab seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik maka seluruh amalnya baik, dan apabila buruk maka seluruh amalnya buruk.” (HR. At-Thabrani)
Semoga kita termasuk hamba yang senantiasa menjaga Shalat. Amiin .. Amin Ya Rabbal Alamin.
*Jika dirasa bermanfaat boleh dishare
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah menggunakan blog ini sebagai referensi.