Friday, 14 September 2018
5 Kaidah Kebahasaan Teks Berita yang Wajib Dikuasai oleh Jurnalis
Hubungan kaidah bahasa dengan teks berita pada jurnalis sangat erat kaitannya. Hal ini untuk mencerminkan bahwa penulisan teks berita, jauh berbeda dengan jenis tulisan umum yang kadang dibuat berdasarkan imajinasi. Bukan reportase atau pemberitaan. Sebagai salah satu contoh, adalah teks berita yang dapat dibaca pada berita Lampung Post.
Lebih jelasnya, simak kaidah kebahasaan teks berita di bawah ini:
1. Verba Transitif
Secara bahasa, verba bermakna kata yang mampu menggambarkan proses maupun perbuatan. Sementara dalam verba transitif berarti proses tersebut bisa diubah ke dalam bentuk pasif. Tentunya diperlukan kemahiran yang cukup dalam mengolah informasi dan mentransisikan ke dalam bahasa yang tidak memecah aktualisasi dari berita itu sendiri.
2. Verba Pawarta
Verba Pawarta bertujuan untuk menginformasikan kepada pembaca, bahwa berita yang disampaikan diambil melalui proses wawancara. Dalam hal ini, wawancara yang didapat lalu di buat narasi. Bukan ditulis dengan model dialog antara Si A dan Si B. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman pembaca, sekaligus mempersingkat waktu guna mengambil hanya pada poin yang dirasa penting saja.
3. Adverbia
Adverbia termasuk kaidah kebahasaan yang bersangkutan dengan pemberian keterangan pada kata lain. Pada suatu berita, kadang-kadang ada sebuah kata yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut. Misalnya kata-kata yang kerap diungkapkan oleh politisi. Kata-kata ini seringkali masih terasa asing bagi kaum awam. Nah, di sinilah diperlukan penjelasan agar pembaca yang awam atau jarang membacapun bisa paham akan maknanya.
4. Konjungsi Temporal
Berdasarkan asal bahasanya, temporal memiliki makna berhubungan dengan waktu. Umumnya pasa Jurnalis di media, seperti: Lampung Post juga telah menerapkan hal ini. Menjelaskan suatu rentang waktu tertentu, sehingga bisa lebih Sederhana. Tidak hanya untuk kepentingan jurnalis suatu media, media informal seperti blogpun juga sering kita jumpai dalam penulisannya. Contoh kata: “kemudian”, “maka”, “akhirnya”, “setelah”, “akan tetapi”, “lalu”, semua masuk dalam kaidah kebahasaan ini.
5. Bahasa yang Digunakan
Dalam proses penyampaian berita, sebaiknya bahasa yang digunakan sederhana, menarik, singkat, lugas, komunikatif, netral, dan objektif. Seharusnya media tidak boleh memihak perseorangan atau pihak tertentu. Akan fatal jadinya, jika sebuah media sudah berganti peran. Yaitu menjadi pendukung sebuah kelompok tertentu. Maka pemberitaan tidak lagi bersifat obyektif.
Jadi jika ingin memperdalam penguasaan akan kaidah kebahasaan teks pada berita, harusnya kita berhati-hati dan lebih sering menyinggahi media yang lebih dulu berkirprah. Sebagai contoh, pada Lampung Post atau media terkenal lainnya. Dengan mengunjungi media tersebut dan membacanya, termasuk berita wisata Lampung, secara otomatis Anda akan belajar lebih banyak tentang proses penyampaian berita yang baik.
Demikianlah kaidah bahasa yang perlu diketahui pada penulisan teks berita. Semoga bermanfaat!
Category:
Book & Literation
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah menggunakan blog ini sebagai referensi.