Thursday, 23 May 2019
Cerita Mudik ke Padang, Mulai Travelling Hingga Berburu Durian
Jika pada umumnya Cerita tentang mudik dikaitkan dengan hari raya Idul Fitri, maka saya tidak. Pasalnya orang tua saya sendiri tinggal dalam satu kota. Kalo mertua sich dari Padang. Namun biasanya kami ke Padangnya tidak pas Idul Fitri. Karena biasanya Amai (Ibu mertua) saya datang dijemput anak-anaknya ke Jakarta. Maklum sebagian besar anaknya memang tinggal di Jakarta. Maka seringkali kami ngumpulnya di Jakarta.
Ada cerita menarik, ketika acara mudik berlangsung. Ketika itu saya baru memiliki 1 anak, dan ketika itu masih berusia 2 tahun. Ini adalah perjalanan terjauh selama hidup saya, ketika itu. Jadi kami berangkat ramai-ramai, saya, suami, anak, adik, bapak dan ibu saya.
Tujuan pertama adalah ke Jakarta. Waktu itu kami ber lima naik kereta Gumarang yang berangkat dari Stasiun Pasar Turi. Kami turun di Stasiun Jatinegara, dan di sana di jemput kakak ipar yang memang tinggal di daerah tersebut. di Jatinegara kami menginap semalam, lalu pindah ke Bekasi juga menginap semalam. Baru di hari ke tiga kami berangkat ke Padang dengan menggunakan bus
NPM. Busnya bagus, tempat duduknya 2-1. Jarak antar kursi juga lumayan luas. Jadi terasa longgar gitu. Ada tempat buat taruh kaki di bawah bangku, dan sandarannyapun bisa dirubah sesuai dengan kemauan kita, jadi nyaman banget bisa kayak selonjoran gitu. Buat posisi tidur juga terasa nyaman banget. Dikasih selimut tebal, ada toiletnya. Yang jelas very important person. Itu tahun 2005, tarifnya masih sekitar 350rb-an.
Perjalanan dengan bus yang memakan waktu dua hari satu malam terasa sangat melelahkan. Saya sampai mabuk, meski naik bus dengan fasilitas yang nyaman seperti di pesawat. Namun mungkin karena saya belum terbiasa melakukan perjalanan jauh, jadinya tubuh langsung bereaksi. Sepanjang perjalanan kepala saya terasa pusing dan perut mual.
Hal menarik selama mudik ini adalah saya sempat berkunjung ke banyak tempat wisata di kota Padang, dan Bukit Tinggi. Antara lain: Danau Singkarak, Pantai Air Manis, Lembah Anai, Ngarai Sianok, dan tempat paling bersejarah bagi masyarakat di sana yaitu Rumah Gadang.
Satu lagi, kami dapat menikmati durian sampai bosan dengan harga yang tidak menguras kantong. Di sini durian harganya sangat murah dibandingkan di Surabaya. Dan jenis duriannya juga berbeda, dagingnya tebal dan bijinya kecil. Rasanya manis banget, bahkan saking manisnya sampai terasa agak sedikit pahit. Tapi bagi kebanyakan orang justru durian yang sedikit terasa ada pahitnya inilah yang enak. Hehe … tapi selera orang khan beda-beda ya … !
Di Padang, tepatnya Padang Panjang memang banyak perkebunan durian. Pantas saja harga durian di sini bisa lebih murah. Sayangnya kami tak bisa membawa durian dalam jumlah banyak. Karena durian termasuk salah satu daftar barang yang dilarang naik pesawat. Meski demikian kami tetap saja ingin membawanya, hehe … bandel ya! Jadi beberapa durian kami kupas, lalu kami masukkan dalam sebuah box container yang kedap udara, lalu kami bungkus beberapa lapis kertas Koran dan kardus, lalu kami lakban. Alhamdulillah, aromanya bisa tersamar, dan durian bisa mendarat di Bandara udara Juanda Surabaya dengan selamat.
Pulang ke Surabaya
Oleh karena tubuh saya yang tak mau diajak kompromi menggunakan bus, maka kami pulang naik pesawat. Karena bertepatan dengan hari Raya Idul Adha, harga pesawat ketika itu melambung tinggi. Kami dapat tiket dengan harga 1,3 juta. Kalau dibandingkan dengan naik bus yang hanya 350rb, sungguh jauh. Tapi bagaimana lagi, saya serasa tidak sanggup jika harus naik bus lagi dengan keadaan mabuk. Apalagi, ketika mau pulang saya merasa ada tanda-tanda hamil. Belum pasti sich, tapi memang sudah telat bulan dan secara fisik ada tanda mengarah ke sana.
Itulah cerita mudik saya waktu itu. Dan kini tak bisa mudik lagi ke Padang, karena kedua bapak dan ibu mertua sudah tiada. Masih ada sih kakak ipat yang tinggal di Padang, namun mereka kini lebih sering ke Jakarta ke tempat anak-anaknya. Tapi sebtulnya pingin banget sich ke sana lagi, masih ada satu tempat wisata yang pingin saya kunjungi yaitu Danau maninjau. Semoga suatu hari nanti kesampaian ke sana.
Semoga bermanfaat!
Category:
Travelling & Refreshing
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Serunya, kapan ya aku bisa ke Padang kak. Mana harga tiket sekarang mahallll wkwkw
ReplyDelete.. nunggu ada promo tiket aja mbak, biar lebih hemat hehe ...
DeleteSaya dua tahun lalu sempat ke Padang dan Bukittinggi. Aduh... keren sekali ternyata. Ya alamnya yang keren, ya makanannya yang enak enak. Pengen semua derah dijelajahi kayak Payakumbuh, Solok, Sawahlunto.
ReplyDeletesama saya juga pingin ke sana lagi
DeleteDari dulu pengen jalan-jalan ke daerah Sumatera Barat belum kesampaian euy. Kalo aku rencana dari arah Pasaman, Bukittinggi sampai ke kota Padang. Seru kali ya mbak..
ReplyDeleteiya mbak, saya sich nggak paham wilayah sana. Jadinya pas ke sana, ya nurut aja apa kata suami, hehe ..
DeleteWow lama nian mba perjalanan kalo naik bus satu hari satu malam. Aku mah ga sanggup kayanya hehehe, tp sungguh pemandangan di Padang bagus banget walau saya Lum pernah ke Padang hanya cerita dr sepupu saja.
ReplyDeletebetul mbak, banyak menjumpai hamparan hijau, keren banget
DeleteSerruu nya liburan kk sekeluarga. Masih banyak kak, wisata yg belum di datangi, ada istana Pagaruyung, goa jepang, lembah harau belum pantai di pesisir selatan. Hehehe
ReplyDeleteistana Pagaruyung dan harau sudah, tapi goa Jepang yang belum ... pingin ih ke sana
DeleteKeren udah lama sih pengen ke Padang melihat lihat obyek wisatanya yang legendaris
ReplyDeleteiya .. Sumatera Barat memang banyak destinasi wisatanya
DeleteWah lumayan juga perjalanan dan jarak yang ditempuh buat mencapai Padang ya mbak kalau lewat jalur darat. tapi perjalanannya pasti seru krn bareng2 sama keluarga besar.
ReplyDeletehehe aku kadang suka gtu jg mbk kalau mudik, berangkat naik kereta pulang naik pesawat supaya cepet aja sih dan bener kesehatan yg penting yaaaa
iya betul ..
DeleteAku juga pengen banget lho ke Padang. Lihat jalanan berkelok2 yg bagus, bukit sama lain2 ��
ReplyDeleteiya asli bagus banget
DeleteWah.. ini bakal jadi tujuan travelling kami berikutnya. Padang dan sumbar. Baru dua bulan pindah ke pekanbaru, banyak orang minang di sini dan selalu dengar cerita indahnya daerah sumbar.
ReplyDeletesemoga segera kesampaian ya mbak ...
Deletewaduh lumayan banget ya jauhnya kalo via bus, harus nyamana banget ini posisi tidur di busnya
ReplyDeleteMana nih foto duriannya mba? Penasaran mau lihat fotonya.
ReplyDeleteAku pengen lihat durian padang itu seperti apa. Kalau aku kan medan sudah tahu lah bagaimana durian medan.
Mupeng dengan cerita duriannya... Di Jogja harga duren ga pernah murah.. Hihi... Wah, beda ya kalau sudah tidak ada mertua, jadi ga ada yang dikunjungi saat lebaran tiba..
ReplyDeleteMupeng dengan cerita duriannya... Di Jogja harga duren ga pernah murah.. Hihi... Wah, beda ya kalau sudah tidak ada mertua, jadi ga ada yang dikunjungi saat lebaran tiba..
ReplyDeleteAku lebaran kemaren mudik ke padang. Gilak dari bukit tinggi ke solok kena 8 jam karena macet.
ReplyDeleteWah perjalanan di bus 2 hari 1 malam ya mbak. Aku kebayang sih, kalau aku kayaknya yang suka mabuk kalau jalanbjauh pasti gak kuat hehehe. Pernah juga jalan pake bis 2 hari 1 malam besoknya langsung sakit, muntah2 terus juga di bis. Payah emang wkwkw
ReplyDeleteWah seru banget yah kak Padang ... Suami ku juga utang Minang nih, tapi aku belom pernah diajak pulang kampung ke padang, hhhheeee
ReplyDeleteDanau Maninjau dan Danau Singkarak itu memang indah betul ya pilihan objek wisatanya. Apalagi ada kelok 9 yang sering dijadikan spot selfie. Aku mau mampir ke sana lagi ahh*
ReplyDeleteMendengar kata padang panjang, yang terbayang itu lokasi syuting film Tenggelamnya Kapal Van Der Wick. Kalau aku sih bakalan lebih memilih bus, karena bisa menikmati suasana alam dan gak mabuk kendaraan juga
ReplyDelete