Setiap pasangan, dalam pernikahan pasti menginginkan bisa hidup bahagia dan langgeng. Atau biasa disebut sakinah mawadah warohmah.
Dalam bahasa Arab ketiga kata tersebut memiliki arti damai-tentram, cinta kasih/ harapan, dan kasih sayang. Jadi mereka berdampingan karena masing-masing berharap saling bisa memberikan cinta, dan kasih sayang yang pada akhirnya bisa membahagiakan satu sama lainnya dan memberikan ketentraman hati.
Kadang permasalahan dalam pernikahan tak dapat dihindarkan. Itulah ujian. Ujian yang diperuntukkan pada kedua belah pihak. Yaitu: tentang kesabaran, dan tanggung jawab. Ujian kesabaran, mengacu pada bagaimana masing-masing bisa menerima dan saling melengkapi adanya ketidaksempurnaan atau kekurangan dari pasangannya. Sementara ujian tanggungjawab, mengacu pada bagaimana pasangan bisa saling setia. Setia adalah sebuah komitment, dan konsisten pada janji yang pernah dibuat dalam ikatan pernikahan.
Jika tidak komitment dan konsisten, lalu ia menjalin interaksi dengan orang selain pasangan sahnya, maka itu artinya berkianat atau selingkuh. Maaf, interaksi di sini selain interaksi dalam hubungan bisnis, pertemanan biasa, atau interaksi lain yang tidak melibatkan unsur emosi yang bisa mengarahkan pada nafsu birahi.
Arti Selingkuh Menurut llmu Psikologi Islam Menurut ilmu psikologi secara umum perselingkuhan memiliki arti extra marital fair. yaitu adanya interaksi antara seorang laki-laki dan perempuan, dalam hal ini suami atau istri yang terjadi diluar pernikahan atau bukan pasangannya. Hubungan ini mencakup pada interaksi yang melibatkan emosi.
Menurut Poerwodarminto (2002), perselingkuhan dapat diartikan sebagai perbuatan tidak berterus terang, tidak jujur, menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri, curang, serong.
Sementara seorang psikolog Lawson (2000) mengatakan bahwa pengertian perselingkuhan suami dapat dimulai dari pergi bersama seseorang yang bukan istrinya.
Perselingkuhan bisa terjadi oleh karena beberapa sebab, yang utama adalah: dari faktor individunya sendiri.
Penyebab Perselingkuhan
Dulu ketika kuliah semester akhir, saya pernah membuat penelitian tentang ini. Populasi saya ambil secara acak dengan subyek yang memiliki latar belakang heterogen. Metode penelitian menggunakan sistem analisa lapangan, angket dan interview pada sebagian responden yang memang pernah atau sedang ada fair. Hasilnya lebih dari 85% seseorang yang terlibat perselingkuhan terjadi secara tidak sengaja. Mengapa berselingkuh? Rata-rata responden tidak bisa menjawab, karena memang dia sendiri tidak tau mengapa terlibat fair di luar pernikahan. Umumnya terjadi karena lingkungan yang mendukung.
Apalagi kini, perkembangan zaman sudah mengarah pada segala sesuatu serba digital. Media komunikasi dan interaksi yang semakin dimudahkan dengan adanya medsos yang bisa diakses melalui handphone, tentu akan membuka peluang dan menjadi media yang bisa memudahkan seseorang untuk terlibat perselingkuhan.
Setiap individu memiliki peluang untuk berselingkuh. Terjadinya bisa dimana saja di kantor melalui pesan whatsapp melalui chat Facebook pertemuan sebuah reuni maupun di tempat-tempat lain.
Siapa yang Salah?
Sebelum membahas lebih lanjut, saya akan bercerita terlebih dahulu. Ada seorang suami, yang hidupnya serba berkecukupan secara materi, memiliki istri yang cantik juga perhatian, serta anak-anak yang secara fisik maupun psikis tidak memiliki kekurangan apapun. Harusnya, ia sudah bahagia. Namun ... dibalik semua itu ia menjalin hubungan dengan seseorang (teman lamanya). Anggap saja, alasannya adalah iseng. Ia merasa enjoy saja, membiarkan hatinya mengembara untuk senang-senang semata.
Ada lagi, seseorang yang terlibat hubungan dengan sekretaris kantornya sendiri. Interaksi intens bermula dari sang sekretaris yang suka menggoda atasannya. Sang sekretaris memang tergoda dengan atasannya yang kebetulan berwajah ganteng dan terlihat lebih gagah. Jelas, karena sang aktor selain sudah dewasa secara usia ia juga memiliki kedudukan tinggi. Jalaran soko kulino, maka semakin lama cinta keduanya semakin berkembang. Dari yang awalnya candaan biasa menjadi luar biasa.
Cerita lain lagi, oleh karena adanya group reuni SMA yang dibentuk pada sebuah media sosial whatsapp seseorang akhirnya terlibat selingkuh. Semula hanya saling menanyakan kabar melalui WA pribadi.
Jika menganalisa dari cerita di atas, dalam hal ini siapa pihak yang patut disalahkan dalam perselingkuhan? Menurut saya yang utama adalah individu yang berselingkuh itu sendiri.
Perselingkuhan sebenarnya terjadi karena dua orang, yaitu pihak yang berselingkuh (pasangan dan selingkuhannya). Jika salah satu pihak tidak menginginkan hal itu terjadi maka tak akan ada perselingkuhan. Jika salah satu pihak tidak merespon maka juga tidak akan terjadi perselingkuhan. Maka maka yang salah adalah pasangan yang berselingkuh itu sendiri.
Sebetulnya hari ini bisa dihindari, Salah satunya adalah dengan menguatkan iman. Dengan iman maka seseorang akan tumbuh rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri terhadap Allah dan pasangannya.
Iman lah yang akan menjadi penghambat seseorang untuk berbuat menyimpang dari pernikahan.
Inilah tulisan an-nasr mengapa seseorang berselingkuh dan siapa sebenarnya pihak yang bersalah. Lain kesempatan insya Allah saya akan bahas lebih lanjut di postingan yang lain. Semoga bermanfaat!
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah menggunakan blog ini sebagai referensi.