UA-83233104-1

Friday, 8 January 2021

After Wedding Journey, Review Buku


After Wedding Journey adalah sebuah buku non fiksi karangan mbak Hanum Azkawati. Pertama kali membaca judulnya, saya dibuat penasaran dan tertarik untuk membacanya. Semula saya menduga buku tersebut menceritakan tentang permasalahan  rumah tangga yang pelik dan menyebabkan kegagalan dalam pernikahan. 

Nyatanya tak sekedar permasalahan rumit yang umum terjadi dalam pernikahan. Tapi banyak konflik yang terjadi justru sebelum pernikahan  yang melatar belakangi turut memicu dalam upaya menemukan soluasi. Dan mbak Hanum mengemasnya sedemikian apik, sehingga kita sebagai pembaca tak merasa bosan. Penulisan alur dengan flashback serta diksi yang sederhana dan ringkas, menimbulkan rasa penasaran dan ingin membaca kelanjutan dari bab ke bab.

Ada cinta segi empat, yang melingkupi perjalanan after Wedding, LGBT, hingga hijrah ke jalan yang benar.

Dimana pernikahan tak selamanya menjadi tempat aman untuk melabuhkan rasa, yaitu cinta. Bukan masalah pernikahannya, namun pribadi yang ada didalamnya yang menjadi penghalang sehingga rasa harus kandas karena tak bersambut.

Yaitu seorang Gibran yang menjadi pelaku utama dalam tokoh novel tersebut yang memiliki kelainan psikologis, yaitu bias gender. Gibran yang secara fisik memiliki postur tubuh tinggi tegap dan tampang rupawan sudah tentu akan menjadi data tarik tersendiri bagi lawan jenisnya. Sayangnya kelebihan yang diberikan Allah tak serta merta menjadikan dirinya bahagia. Limpahan harta, kedudukan, serta istri yang cantik serta shalihah justru menjadikan hidupnya terasa hampa dan berantakan. Semua tak lain disebabkan karena sesungguhnya bukan istrinya orang yang dicintainya, namun ia lebih mencintai Jun. Sosok yang selalu dekat dengan hidupnya namun bertentangan dengan syariat Islam.

Perilaku menyimpangnya dengan Jun menyebabkan pernikahann yang seharusnya bahagia terasa hampa, dan ia terseret sangat dalam dalam kubangan dosa.  

Sementara dari sisi istrinya, yaitu Imelda. Gibran adalah sosok yang sangat dicintainya. Ia bangga memiliki suami yang gagah, tampan, dan secara materi berkecukupan. Gibran sangat sayang dan perhatian terhadap dirinya. Terbukti saat dirinya tidak bisa melakukan banyak aktivitas, karena tangannya harus diterapi sehabis kecelakaan, dan Gibran dengan telaten menyuapinya. Sebagai istri ia merasa bersalah karena tidak bisa memenuhi kewajiban seorang istri, padahal mereka adalah pasangan pengantin baru. Namun Gibran begitu baik, sangat pengertian dan tak sedikitpun menuntut istrinya untuk melakukan ini itu. Siapa sangka, justru sikap baik Gibran tersebut terlahir dari perilaku menyimpangnya.
Di saat pernikahan mereka masih dalam jitungan bulan, dan … masih dalam masa pemulihan, ada sebuah rahasia besar yang disembunyikan Gibran dari pernikahannya terungkap. 

Berawal dari sebuah pesan di whatsapp yang menunjukkan Gibran sedang janjian dengan seseorang di sebuah rumah makan. Dan saat Imelda mendesak untuk diberi penjelasan, Gibranpun akhirnya berkata jujur, bahwa ia tidak mencintai istrinya. Karena ada yang lain yang lebih ia cintai, bahkan iapun mengaku tak ingin memiliki anak darinya. 

Pengakuan Gibran tentu saja membuat Imelda sangat terpukul. Ia tak mengira bahwa pernikahannya adalah sebuah kehancuran masa depannya. Namun sebagai wanita muslimah yang juga ingin menjadi istri shalihah, ia memutuskan untuk tetap bertahan dan membantu Gibran untuk bisa berubah.

Pernikahanpun bisa bertahan hingga tahun ke 5, dan semua keluarga besarnya tak ada yang tau kemelut rumah tangga yang terjadi antara dirinya dengan Gibran. Hingga suatu ketika keluarga besarnya mengetahui kalau Gibran memiliki kelainan seksual, dimana ia hanya bisa menyukai dengan sejenis.
Pada akhirnya Gibran diusir dari keluarga besarnya, dan iapun pergi meninggalkan semuanya. 

Bagaimana akhir cerita ini?

Masih banyak sesi-sesi cerita yang membuat kita geram, sedih dan berbaur menjadi satu.
Buku ini sangat recommended sebagai bahan bacaan. Selain ceritanya menarik, banyak sekali hikmah yang penulis sertakan dalam setiap babnya, selain itu diawal bab selalu ada referensi dalil maupun komentar ulama yang mampu menjadi pengingat buat kita untuk selalu melakukan sesuatu yang baik maupun menghindari dari hal buruk. 

Akhir kata terimakasih buat mbak Hanum atas bacaan yang saat makna. Semoga akan lahir buku-buku lain dengan aroma yang berbeda. Barakallah …!

Judul buku: After Wedding Journey

Penulis: Hanum A Azkawati

Penerbit: Haura Publishing

Hal: 112

Harga: 39.500

Pemesanan: 081234252996

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah menggunakan blog ini sebagai referensi.