Doc by pixabay |
Saya masih inget. dulu waktu masih kecil (saya 9th, adik 7th, kakak SMP kelas 2) sering diajak ibu ke dokter. Seringkali kami rombongan, yaitu saya, kakak, dan adik, jadi berempat dengan ibu. Hehe ... ke rumah sakit bawa rombongan kayak mau ngmall aja? wkwkwk ...
Waktu itu khan belum ada pandemi Covid19, jadi kami ya enjoy aja ke rumah sakit. Lagian rumah sakit yang menjadi langganan ibu adalah rumah sakit Armada AL Surabaya yang relatif sepi. Jadi nggak terlalu banyak pasien. Kebetulan bapak seorang PNS Angkatan Laut, jadi memiliki Faskes di sana.
Ok, lanjut ya ...!
Kok bisa ya serumah sakit semua?
Nggak kok, sebetulnya kami diajak ibu ke rumah sakit bukan karena ada keluhan serius. Kami juga nggak batuk, pilek, apalagi panas. Lhaa .. terus ngapain ke rumah sakit?Awalnya saya juga nggak tahu kenapa dalam kondisi sehat kok dibawa ke rumah sakit?
Rupanya ibu mengamati segala sesuatu yang terjadi pada anaknya. Karena meski secara fisik kami tidak pernah mengeluh sakit, tapi nyatanya ketika dihadapan dokter ada aja yang ibu sampaikan tentang keadaan kami yang seolah-olah memiliki banyak gejala penyakit.
"Ini lhoo Dok, suka ngantuk, malas belajar, dan sering pusing. Yang ini berat badan nggak nambah-nambah, malas makan, dan suka mimisan. Kalau yang ini juga suka ngantuk, pusing, dan kadang-kadang sariawan." begitulah ibu menjelaskan tentang beberapa gejala lain yang sering tak kami pedulikan. Memang bener sich yang dibilang ibu ke dokter, saya kadang suka
ngantukan, terus kalau mau belajar itu males banget. Kayak malas buat
mikir gitu. Apalagi adik saya, waktu itu khan masih belajar membaca,
jadi suka beralih perhatian dan nggak fokus gitu pas diajari membaca.
"Baik ... saya periksa satu-satu ya!" Dokter mulai memeriksa kami secara bergantian, mulai dari tensi darah, detak jantung, mata, dan tak lupa dokter memasukkan stik es cream saat kami disuruh membuka mulut.
Usai sudah dokter memeriksa kami, dan kamipun diberi resep obat oleh dokter. Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter mendiagnosa deal kami mengalami anemia.
Dan dokterpun memberi saran agar kami mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi serta beberapa obat untuk membantu meningkatkan Hb darah.
Ini adalah salah satu kasus yang tak begitu diperhatikan. Bisa jadi masih banyak lagi kasus lain yang menunjukkan gejala Anemia, tapi tak begitu dihiraukan.
Seperti kasus anak malas belajar, kurang konsentrasi, kurang semangat, terkadang justru anak yang disalahkan. Padahal penyebabnya bisa jadi karena anemia yang memang harus mendapatkan penanganan serius.
Beruntung saya kemarin mengikuti webinar yang diadakan oleh Danone Indonesia. Dimana dalam webinar tersebut Dr. dr. Diana Sunardi, Mgizi. SpGK (Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesian Nutrition Association), menjelaskan tentang pentingnya zat besi dan dampak Anemia. Jadi akhirnya tau ternyata dampak anemia itu bisa fatal, karena anak menjadi stunting.
Anemia dalam jangka panjang, dapat berakibat buruk bagi penderitanya. Anemia pada anak-anak dapat mengakibatkan terganggunya perkembangan otak dan ini sangat berpotensi mengalami stunting maupun terganggunya perkembangan fisik.
Mengapa Anemia, apa sebabnya?
Tak banyak orang yang tau ataupun menyadari bahwa ia menderita darah rendah, .atau bisa disebut Anemia Defisiensi Besi. Anemia bisa diartikan sebagai kekurangan Zat Besi. yaitu suatu kondisi rendahnya kadar Hb dibandingkan dengan kadar normal. Menunjukkan kurangnya jumlah sel darah merah yang bersirkulasi. Karena gejala anemia yang tidak terlalu kentara, maka kebanyakan dari kita cenderung mengabaikan.
Apa sich gejala anemia secara umum?
Anemia bisa terjadi pada siapa saja. Anak-anak, remaja, ibu hamil, maupun orang tua. Dan gejala ada beberapa yang berbeda pada masing-masing orang, meski secara umum adalah sama yaitu cenderung sering pusing dan mudah lelah/ malas beraktivitas.
Menurut Dokter Diana, seseorang yang mengalami anemia akan menunjukkan gejala:
1. Kelopal mata pucat
2. Kulit pucat
3. Nafas cepat atau sesak nafas
4. Kelemahan otot
5. Sakit kepala
6. Takanan darah rendah
7. Nadi cepat
8. Pembesaran limfa
Gejala Anemia pada ibu hamil ada sedikit perbedaan, yaitu akan tampak pada:
- Wajah, terutama kelopak mata dan bibir tampak pucat
- Kurang nafsu makan
- Cepat lelah
- Sering pusing dan mata berkunang kunang.
Apa dampak yang timbul akibat Anemia?
Dampak anemia pada ibu hamil
- Infeksi
- Pendarahan [asca melahirkan
- Gangguang fungsi jantung
- Gangguan pertumbuhan janin
- Prematur
- Pre eklamsia
Dampak jangka panjang anemia
- Daya tahan tubuh rendah
- Infeksi mengkat
- Kinerja menurun
- Prestasi menurun
- Kebugaran menurun
Sementara gejala anemia pada anak, akan menunjukkan sikap, seperti: rewel, lemas/ tidak bersemangat, mengeluh pusing, kurangnya nafsu makan, adanya gangguan konsentrasi, pertumbuhan, cenderung mengantuk, dan kurang aktif.
Coba bayangkan, betapa terhambatnya aktivitas seseorang yang mengalami anemia.
Seorang anak yang seharusnya giat dan semangat dalam belajar tapi karena menderita anemia dia menjadi malas dan cenderung mengantuk. Lebih parah lagi anak sulit untuk berkonsentrasi. Tentu saja ini akan sangat berakibat buruk bagi perkembangan kemampuannya.
Nah Bunda, kalau anaknya mengalami gejala-gejala seperti di atas, jangan-jangan si anak menderita anemia. Jangan biarkan berlarut-larut, segera periksakan ke dokter dan lakukan penanganan sejak dini.
"Lalu .... Apa sih yang menyebabkan seseorang menderita anemia?"
Anemia bisa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: asupan makanan yang menyebabkan kurangnya zat besi. Selain itu beberapa penyakit (infeksi ataupun penyakit kronis) juga bisa menjadi penyebab anemia.
"Terus ... Kenapa asupan makanan bisa menjadi penyebab anemia?"
Asupan makanan yang dapat menjadi penyebab anemia, karena disebabkan beberapa faktor, antara lain: asupan pada anemia kurang zat besi. Asupan zat besi rendah, terutama besi heme. Asupan Vitamin C yang rendah. Hal ini bisa menyebabkan Penyerapan Zat Besi kurang maksimal. Konsumsi sumber fitat yang berlebihan. Konsumsi sumber tannin (kopi, teh) berlebihan. Menjalankan diet yang tidak seimbang.
"Lalu .... Masalah asupan makanan seperti apa sih yang dapat menyebabkan anemia?"
Masalah asupan makanan ini yang kadang kita abaikan. Karena kadang kita cenderung mengkonsumsi makanan tertentu tanpa mempertimbangkan kandungan gizi yang ada dalam makanan tersebut. Sebagai contoh:
- Dominasi pangan nabati.
- Asupan energi dan protein rendah.
- Defisit energi, protein dan mikronutrient.
Begitu besarnya bahaya dampak anemia, maka sudah selayaknya kita mengantisipasi dan mengangani sejak dini, Agar sebagai orang tua, kita bisa melahirkan dan mencetak anak yang cerdas dan sehat.
Beberapa zat yang harus ada demi Pertumbuhan Anak optimal, yaitu:
- Protein
- Carbohydrate
- Mineral
- Vitamin
- Calsium
- Iron
Iron ....... Adalah salah satu yang sangat berperan penting untuk pertumbuhan, antara lain: daging, udang, ikan, susu, dll.
Upaya penanganan anemia dan masalah gizi lainnya
1. Ibu hamil
- Suplementasi besi folat
- PMT ibu hamil KEK
- Penanggulangan kecacingan
- Suplemen kalsium
2. Ibu menyusui
- Promosi menyusui/ ASI eksklusif
- Konseling menyusui
3. Bayi dan Balita
- Pemantauan pertumbuhan
- Suplement vitamin A
- Pemberian garam yodium
- PMT / MPASI
- Fortifikasi besi dan kegiatan suplementasi
- Zinc untuk managemen diare
- Pemberian obat cacing
4. Usia sekolah
- Penjaringan
- Bulan imunisasi anak sekolah
- Upaya kesehatan sekolah
- PMT anak sekolah
- Promosi MJAS di sekolah
5. Remaja dan usia produktif
- Kespro remaja
- Konseling gizi
- Suplementasi Fe
6. Lansia
- Konseling gizi
- Pelayanan gizi lansia
Jadi hal yang harus diupayakan agar terbebas dari anemia dan menghasilkan generasi cerdas, serta sehat, adalah:
1. Pastikan asupan gizi seimbang.
2. Bila asupan gizi didominai sumber besi non heme, pastikan dikonsumsi bersama dengan unsur yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi.
3. Fortfikasi makanan:
- Tepung terigu/beras
- biskuit
4. Mengkonsumsi susu pertumbuhan.
5. Mematuhi konsumsi tablet tambah darah.
Inilah Tips Cegah Anemia, Cetak Generasi Maju dan Sehat.
Semoga bermanfaat!
#AnemiaDefisiensiBesi #ZatBesi #PenyerapanZatBesi #VitaminC #SusuPertumbuhan #DanoneIndonesia
Ibunya peka ya mbak, tau kebiasaan anaknya. Naluri Ibu nggak bisa dibohongin kalau anaknya ada gejala sakit. Kalau minum vitamin penambah darah (zat besi) boleh diminum terus-menerus?
ReplyDeleteNggak nyangka loh ternyata anemia bisa menimpa anak-anak. Tadinya saya pikir ini penyakit yang banyak di derita perempuan dewasa saja.
ReplyDeleteSemoga dengan adanya campaign memutus mata rantai anemia ini, kondisi kesehatan masyarakat semakin baik yaa..karena diharapkan nantinya masy akan semakin sadar menjaga pola makan dan gaya hidup mereka menuju ke yang lebih sehat
ReplyDeleteBermanfaat banget ulasannya mbak. Anemia memang harus ditangani serius, apalagi buat bumil ya, zat besi harus terpenuhi.
ReplyDeleteWaktu SMA saya kena anemia gara gara pingin kurus trus gak mau makan ini itu
ReplyDeleteUntung segera sadar sesudah sering pusing dan susah konsentrasi
Anemia harus kita lawan ya apalagi saat anak-anak. Orangtua kudu lebih peduli. Btw, lucu ya pas ngajakin semua anak periksa ke dokter. Gak perlu nakut-nakutin ya karena kan ke dokter bukan berarti sakit
ReplyDeleteaku dulu saat remaja juga pernah kena anemia mbak
ReplyDeleterasanya lemas terus, makanya aku sekarang selalu memperhatikan asupan makanan yg ku makan, begitu juga dgn anak anakku
aq g mw mereka kena anemia
Sekarang kan banyak tuh diet agar tubuh langsing. Mereka yang menjalani diet tanpa pendampingan dokter, kadang bisa mengalami malnutrisi. Pengalaman suami temanku yang akhirnya masuk rumah sakit gara-gara diet. Dokter bilang kurang gizi, anemia, duhhh ngeri juga
ReplyDeleteTerima kadih share pengalamannya bunda. Sebagai ornag tua jadi harus lebih aware sama anak-anak nih agar jangan sampai anemia
ReplyDeleteWah perhatian banget ya seorang Ibu dengan anak-anaknya. Sampai hal sepele aja begitu diperhatikan.
ReplyDeleteAku pernah lho tekanan darah 60/90 rasanya pengen tidur mulu karena pusing dan lemes....
ReplyDeleteTernyata penting banget yaa...mengedukasi masyarakat mengenai anemia dan bahayanya.
ReplyDeleteAku kalau anemia, alhamdulillah belum pernah. Tapi bawaan darah rendah, iya.
Mungkin lebih berpotensi gitu yaa...
Wah, anemia gak boleh dianggap sepele ya. Asupan gizi memang harus diperhatikan :) Ibuku ada kecenderungan anemia, sejak muda gitu. Sedangkan aku belum pernah (semoga sih jangan, ya, hehehe). Aku vegan (vegetarian sejak remaja, lalu vegan ketika dewasa). Untuk zat besi aku konsumsi bayam, lentil, oatmeal, ---dan kesukaanku yang nomor satu; dark chocolate! Hehehe,
ReplyDeleteTerima kasih ilmunya, dan salam sehat ;)