Kecerdasan adalah proses belajar yang diperoleh seseorang menjadi suatu kemampuan yang dimilikinya. Terutama dalam hal problem solving yang dapat diukur menggunakan tes inteligensi.
Standar untuk mengukur kecerdasan seseorang secara umum adalah intelligence quotient (IQ). Unsur-unsur dari kecerdasan itu sendiri meliputi beberapa kemampuan yang dimiliki seseorang dalam hal: berpikir secara logika atau menalar, kemampuan merencanakan, memecahkan masalah, dan menggali/ memahami ide-ide yang sifatnya kompleks.
Berbicara tentang kecerdasan, seringkali dikaitkan dengan siapa ayahnya dan siapa ibunya?
Bukan tanpa alasan, karena berdasarkan penelitian banyak ilmuwan meyakini bahwa kecerdasan seseorang diturunkan melalui gen dari orang tuanya.
Memang tidak 100 % bahwa kecerdasan berasal dari faktor keturunan, karena ada juga faktor lingkungan yang turut berpengaruh.
Seorang Peneliti dari Universitas Queensland menemukan bahwa antara 20 sampai 40 % kecerdasan seorang anak didapat dari orang tuanya.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr Beben Benyamin bersama teamnya menemukan fakta bahwa gen bernama FNBP1L sangat signifikan mempengaruhi kecerdasan seseorang pada masa kanak-kanak.
Bahkan gen yang sama juga masih diketemukan pada perkembangan kecerdasan anak pada usia remaja.
Benyamin mengambil sample dari 18.000 anak dengan rentang usia antara 6 hingga 18 tahun. Sample diambil secara random dari berbagai negara yaitu Australia, Belanda, Inggris dan Amerika.
Penelitian ini menjawab pertanyaan dari sebagian besar masyarakat yang meragukan tentang apakah kecerdasan seseorang ditentukan oleh lingkungan atau keturunan.
Kecerdasan Diturunkan Dari Gen Ayah atau Ibu?
Dalam ilmu kedokteran, faktor genetika akan menurun berdasarkan gen mana yang paling dominan. Ini akan terlihat pada gen yang muncul secara fisik, misalkan: rambut keriting. Meskipun Ayah Ibunya memiliki rambut lurus, namun anak bisa memiliki rambut keriting karena kakek atau neneknya memiliki rambut keriting.
Lalu bagaimana dengan kecerdasan?
Ada sebuah penelitian yang mengejutkan, karena ditemukan bahwa kecerdasan anak lebih besar kemungkinannya diturunkan dari genetika ibu daripada ayah.
Meski demikian, varian gen yang mempengaruhi kecerdasan masih belum teridentifikasi secara spesifik, apakah berasal dari ibu atau ayah.
Dugaan bahwa kecerdasan diturunkan dari ibu berdasarkan penemuan ahli yang menyatakan selain menentukan jenis kelamin, kromosom X disebut juga disebut sebagai pembawa gen kecerdasan. Dimana gen X juga dianggap berperan penting dalam kaitannya dengan perkembangan otak dan kecerdasan seseorang anak.
Secara biologis, ibu memiliki 2 kromosom X yaitu XX, sedangkan ayah hanya memiliki 1 kromosom X dan 1 kromosom Y yaitu XY.
Karena ibu memiliki 2 kromosom X, artinya ibu membawa 2 kromosom X. Berdasarkan temuan ini, banyak ahli berpendapat bahwa ibulah yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk menurunkan kecerdasannya pada anak. Termasuk anak laki-laki maupun perempuan.
Pada anak laki-laki, kecerdasan lebih besar diturunkan dari ibu. Karena kromosom X satu satunya yang ia miliki berasal dari ibu. Jadi ia hanya mewarisi kromosom X yang termasuk gen kecerdasan secara utuh dari sang ibu. Sedangkan anak perempuan mewarisi kromosom X yang ia peroleh dari ibu dan ayah.
Lantas bagaimana dengan ibu dan ayah yang memiliki IQ rata-rata? Bisakah memiliki anak yang jenius?
Jawabannya: bisa donk.
Bukankah genetika hanya menyumbang hingga 40% saja pada kecerdasan seorang anak? Masih ada 60% lagi yang bisa kita upayakan.
60% yang dimaksud adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan meliputi: asupan nutrisi, pola asuh, pendidikan, serta stimulasi dari lingkungan.
Dengan memberikan asupan gizi yang baik, maka perkembangan otak anak akan lebih maksimal. Sehingga fungsi otak akan bekerja lebih optimal.
Demikian pula dengan faktor lingkungan yang lainnya. Oleh karenanya jika menginginkan anak lebih cerdas, maka orang tua juga harus menciptakan lingkungan yang mendukung. Perhatian, kasih sayang, penghargaan, itu semua akan menjadi stimulus tersendiri bagi optimalnya perkembangan otak seorang anak baik secara fisik maupun psikis.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah menggunakan blog ini sebagai referensi.